Pemberdayaan Petani Perempuan Melalui Inisiatif Pengelolaan Limbah Kelapa

Imbau Ranah Hijau

5/8/20242 min baca

Sumatera Barat sekarang jadi salah satu provinsi penghasil sampah terbesar di Indonesia, menempati urutan ke-9 dengan timbulan sekitar 958.235 ton pada tahun 2022. Setiap harinya, ada sekitar 2.392 ton sampah yang dihasilkan—dan 70% di antaranya adalah sampah organik. Sayangnya, pengelolaan sampah masih dilakukan dengan cara lama: dikumpulkan, diangkut, lalu dibuang ke TPA tanpa proses pemilahan atau daur ulang. Ditambah lagi, anggaran untuk pengelolaan sampah di daerah biasanya sangat kecil, bahkan kurang dari 1% dari total APBD.

Di Kabupaten Padang Pariaman, sampah organik seperti sabut kelapa jadi tantangan tersendiri. Karena produksinya tinggi, sabut kelapa seringkali hanya dibuang atau dibakar karena belum banyak alternatif pengolahan yang tersedia. Padahal di sisi lain, data dari BPS menunjukkan angka kemiskinan di Sumbar meningkat, dan petani perempuan termasuk yang paling terdampak secara ekonomi.

Melihat kondisi ini, kami di Imbau Ranah Hijau memulai inisiatif untuk mengolah sabut kelapa jadi produk bernilai tambah seperti cocopeat dan cocofiber, sambil memberdayakan petani perempuan di Kecamatan Sintuk Toboh Gadang. Dalam satu musim panen—yang bisa terjadi 3 sampai 5 kali dalam setahun—petani bisa menghasilkan 15.000 sampai 20.000 buah kelapa. Biasanya kelapa ini dijual ke produsen santan yang hanya mengambil bagian dalamnya, sementara sabutnya dibiarkan begitu saja di ladang dan akhirnya dibakar, menyebabkan polusi udara

Kami percaya bahwa masalah lingkungan bisa diselesaikan sambil mengangkat ekonomi lokal, khususnya untuk perempuan. Sejauh ini, kami sudah mengadakan sosialisasi dan pelatihan pengolahan sabut kelapa jadi cocopeat dan cocofiber. Petani mulai melihat limbah kelapa bukan lagi sebagai sampah, tapi sebagai peluang ekonomi. Kami juga sudah menyediakan alat pengolahan, mulai mengembangkan prototipe produk, dan memetakan pasar potensial—semua ini untuk membangun pondasi agar inisiatif ini bisa tumbuh berkelanjutan dan berdampak nyata untuk lingkungan dan kehidupan masyarakat.